Efektivitas Organisasi
Organisasi adalah sesuatu yang abstrak tetapi dapat dirasakan eksistensinya. Organisasi tumbuh dan berkembangan seiring dengan berkembangnya kehidupan bermasyarakat. Karena sifat abstraknya tersebut organisasi dapat didefinisikan dengan berbagai macam cara. Lubis dan Huseini mendefinisikan organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannnya. Sedangkan Sutarto mengatakan bahwa organisasi adalah sistem saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Etzioni, organisasi adalah unit sosial (atau pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Beberapa aspek dari organisasi yang banyak diteliti dibandingkan aspek-aspek lainnya adalah aspek efektivitas organisasi. Konsep efektivitas merupakan unit analisis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pustaka untuk menelaah dan menerangkan mengenai keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Seluruh organisasi pasti bertujuan untuk dapat mencapai keefektifan organisasi. Namun demikian, keefektifan organisasi tidak memiliki definisi yang bersifat tunggal. Hal ini dikarenakan sebuah organisasi dapat dikatakan efektif atau tidak berdasarkan beberapa sudut pandang yang berbeda.
Menurut Goodman, organisasi dilihat sebagai satu kesatuan yang rasional yang bertujuan meraih tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Steers mengatakan bahwa efektivitas mengacu pada optimalisasi tujuan, perpesktif sistem, dan tekanan terhadap tingkah laku manusia. Menurut Interplan, kriteria penting yang digunakan untuk menilai efektivitas organisasi adalah kinerja (performance). Dalam hal ini kinerja berkenaan dengan kegiatan-kegiatan, tugas, program, atau misi yang dilakukan oleh organisasi. Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok, akan tetapi efektivitas organisasi lebih dari sekedar penjumlahan efektivitas individu dan kelompok karena efektivitas organisasi menyangkut efek sinergi dalam organisasi. Kinicki dan Kreitner menyatakan bahwa efektivitas organisasi ditentukan oleh alokasi sumber daya, proses di dalam organisasi, kepuasan stakeholder, dan pencapaian output.
Seperti yang telah disebutkan di atas, meskipun efektivitas organisasi merupakan konsep yang sering digunakan, namun kenyatannya konsep efektivitas organisasi memiliki penafsiran yang berbeda-beda, tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan peneliti untuk menafsirkan. Steers memandang bahwa konsep efektivitas bersifat multidimensional. Menurutnya, bagi seorang manajer, produksi efektivitas organisasi berhubungan dengan kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Sedangkan bagi seorang pelaku bisnis efektivitas organisasi berarti memperoleh profit dari setiap aktifitas investasinya.
Berdasarkan sejumlah pengertian atau definisi efektivitas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas organisasi merupakan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya dengan memanfaatkan segala sumber yang ada melalui sebuah proses organisasi yang optimal. Tujuan dapat berupa sasaran yang ingin direalisasi atau output yang ingin dihasilkan. Sumber organisasi tidak lain adalah input organisasi, sedangkan proses organisasi adalah kegiatan organisasi mengolah input menjadi output yang melibatkan prilaku individu, prosedur, dan program-program.
Terdapat sejumlah jenis pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli dalam membahas efektivitas organisasi. Menurut Lubis dan Husaini, terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi, yaitu:
A. Pendekatan sasaran (goal approach)
Pendekatan ini memfokuskan perhatian terhadap aspek output yaitu mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tingkatan output yang direncanakan. Jadi efektivitas organisasi mengukur sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.
Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang sebenarnya (operative goal). Pengukuran efektivitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya akan memberikan hasil yang lebih realistis daripada pengukuran efektivitas berdasarkan sasaran resmi (official goal). Indikator pencapaian efektivitas dalam pendekatan ini diantaranya efisiensi organisasi, produktifitas tinggi, keuntungan yang maksimal, pertumbuhan organisasi, stabilitas organisasi, dan kesejahteraan karyawan.
B. Pendekatan sumber (system resource approach)
Pendekatan ini mencoba mengukur efektivitas dari sisi input organisasi, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performansi yang baik. Pendekatan ini memandang bahwa organisasi mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungan karena dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input bagi organisasi, dan output yang dihasilkan juga akan dilemparkan lagi kepada lingkungan.
Sejumlah dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas dengan pendekatan sumber yaitu:
a) kemampuan organisasi untuk memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka dan nilainya tinggi
b) kemampuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk meninterpretasikan sifat-sifat lingkungan yang tepat
c) kemampuan organisasi untuk menghasilkan output tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang berhasil diperoleh
d) kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan operasionalnya sehari-hari
e) kemampuan organisasi untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
C. Pendekatan proses (process approach)
Pendekatan ini menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi organisasi internal. Pada organisasi yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar, karyawan bekerja dengan kegembiraan dan kepuasan. Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan proses internal karena memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi. Berbagai komponen yang dapat menunjukkan efektivitas organisasi berdasarkan pendekatan ini yaitu:
a) perhatian atasan terhadap karyawan
b) kerja sama, dan loyalitas kelompok kerja
c) saling percaya dan komunikasi antara karyawan dengan pimpinan
d) desentralisasi dalam pengambilan keputusan
e) adanya komunikasi vertikal dan horizontal yang lancar dalam organisasi
f) adanya usaha dari setiap individu maupun keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
g) organisasi dan bagian-bagian bekerja sama dengan baik dan konflik yang terjadi selalu diselesaikan dengan acuan kepentingan organisasi.