Tugas 4

–>


Bahasa Inggris Bisnis 2


Tugas 4

 


Soal 1


Relative Clause



Definition:

·        Relative clauses are subordinate clauses that attach to nouns.  Because they add
information to a noun, some grammarians and ESL/EFL teachers call them adjective
clauses.

·        Relative clauses are clauses starting with the relative pronouns who*, that, which,
whose, where, when. They are most often used to define or identify the noun that
precedes them.

 



Example:

·        Can I have the eraser that I gave you this morning?

·        Yesterday was a day when everything went wrong!

·        I want to live in a place where there is lots to do.

·        A notebook is a computer which can be carried around.

·        I won’t eat in a restaurant whose cooks smoke.

·        Do you know the girl who started in grade 7 last week?

 


Soal 2


Exercise 37 : Relative Clause

1.     The last record whose was produced because a gold record.

2.     Checking accounts whose require a minimum are very common now.

3.     The professor whose you spoke yesterday.

4.     John whose grades are has received a scholarship.

5.     Felipe bought a camera . Whose has three lenses.

6.     Frank is the man. Whose are going Frank for the office of treasurer.

7.     The doctor is with a patient. Whose leg was broken.

8.     Jane is the women. Whose is going China next year.

9.     Janet wants a typewriter. Whose self corrects.

10.This book whose I found last week contains some useful information.

11.Mr. Bryant whose team has last the game.

12.James wrote an article. Whose indicated.

13.The director of the program. Whose graduated from is planning to-ritire next year.

14.This is the book. Whose I have been looking for all year.

15.William whose brother is a lawyer.


Exercise 38 : Relative Clause Reduction

1.     George is the man chosen to represent the committee at the convention.

2.     All of the money accepted has already been released.

3.     The papers on the table belong to Patricia.

4.     The man brought to the police station confessed to the crime.

5.     The girl drinking coffee is Mary Allen.

6.     John’s wife, has written several papers on this subject.

7.     The man talking to the policeman is my uncle.

8.     The book on the top shelf is the one that i need.

9.     The number of students have been counted is quite high.

10.Leo Evans, cats in this restaurant every day.

 

 

 

Tahapan Dalam Perancangan Program

Tahapan Dalam Perancangan Program

             Berikut tahapan-tahapan dalam perancangan program secara umum sebagai berikut :

1. Mendefinisikan Masalah

Tahap ini merupakan tahap awal dari pembuatan program yaitu mencari tahu masalah apa yang akan dipecahkan sehingga pembuatan program dilakukan.

2. Membuat Flowchart (Diagram Alur)

Flowchart Merupakan sarana atau peralatan pendukung (Tool System) yang peranannya sangat penting dalam pemograman, karena dengan flowchart dapat diketahui alur dari suatu program.

3. Membuat Database

Merupakan tahap pembuatan database sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang akan dibuat dengan menggunakan aplikasi tertentu seperti Microsoft Access, Visdata, Foxpro dan lain sebagainya. Tahap ini bersifat optional, artinya tidak semua perancangan program melewati tahapan ini, tahap ini hanya dikerjakan bila aplikasi yang akan dibuat memerlukan hubungan dengan database.

4. Membuat Program (Pengkodean Algoritma)

Tahap ini merupakan tahap dimana pemrograman menulis program dengan salah  satu bahasa pemrograman yang telah diplih.Contoh bahasa pemograman Microsoft Visual Foxpro 9.0. Secara umum pemrograman dengan Visual Foxpro dimulai dari memasukkan objek-objek pada form yang tersedia. Kemudian menentukan properti dan event dari objek yang dimasukkan. Selanjutnya yang dilakukan adalah membentuk metode yaitu dengan menuliskan kode-kode program pada jendela kode (Code Windows).

5. Melakukan Test Program

Tahap pengetesan program bertujuan untuk memeriksa apakah program sudah benar-benar bebas dari kesalahan, baik kesalahan penulisan, kesalahan perhitungan maupun kesalahan logika. Jika ternyata di dalam program terdapat kesalahan, pemrogram bisa melakukan perbaikan atau proses debug dengan fasilitas yang tersedia.

6. Membuat Dokumentasi Program

Setelah program bebas dari kesalahan, saatnya untuk menyimpan program tersebut pada salah satu media penyimpanan (storage), baik hardisk, flashdisk, CD ROM ataupun jenis-jenis storage yang lainya sesuai kebutuhan, untuk didistribusikan kepada pihak-pihak yang memerlukan.

<->

Konsep Dasar Pemrograman

Konsep Dasar Pemrograman

 

          Pengertian dasar pemrograman menurut Sugiyono (2005:21) Pemrograman terstruktur adalah “suatu urutan instruksi-instruksi dalam bahasa komputer yang disusun secara logis dan sistematis,akan tetapi bertujuan untuk memecahkan suatu masalah serta membuat mudah pekerjaan yang diinginkan oleh pemakai”.

 

Scazda.wordpress.com

Computing Programming

          Program sulit dipisahkan pada kata “software”, bahkan software merupakan kata lain dari program. Program bukanlah sesuatu yang harus dipegang atau dijamah seperti layaknya hardware. Program tidak lebih dari susunan instruksi yang harus benar dan urutan yang benar pula. Jadi pada hakekatnya program adalah kumpulan dari instruksi-instruksi.

 

          Programming merupakan suatu susunan instruksi dan merupakan suatu ilmu, namun disana juga ada seninya, sehingga wajar bila masing-masing programmer menulis programnya dengan cara berbeda-beda. Istilah programming seperti yang sudah dijelaskan adalah merupakan seluruh kegiatan mulai dari penyusunan program hingga pada penulisan program itu sendiri.

 

          Suatu program yang kompleks sebelum dibuat terdiri dari banyak sekali instruksi-instruksi. Agar dapat memudahan pembuatan terlebih dahulu urutan logika program dibuat dalam bentuk bagan alir atau flowchart.

 

Adapun tujuan dari pembuatan program adalah sebagai berikut:

  1. Membuat solusi dari pemecahan kasus yang timbul
  2. Meningkatkan kualitas dan performances dari kinerja kerja
  3. Membantu proses pengambilan keputusan.

 

Adapun langkah-langkah pokok secara umum didalam pembuatan program adalah:

1. Mendefinisikan Masalah

Menganalisa dan memahami persoalan yang ada, kemudian mengembangkan suatu urutan proses logika untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam bentuk algoritma.

2. Membuat Flowchart

Diagram alur dapat menunjukkan secara jelas, arus pengendalian suatu algoritma dan menentukan data apa yang diperlukan sebagai input didalam program yang akan dibuat, serta apa saja yang akan dihasilkan sebagai output dari program yang akan dibuat.

3. Membuat Program

Pengkodean dari algoritma yang sudah dibuat, diterjemahkan kedalam bentuk statement-statement yang sesuai dan terdapat didalam bahasa pemrograman yang digunakan.

4. Melakukan Tes Program

Melakukan tes program dari proses logika yang sudah dibuat, apakah program tersebut sudah benar dan bebas dari unsur-unsur kesalahan atau masih harus diperbaiki kembali.

5. Membuat Dokumentasi Program

Melakukan pendokumentasian program sebagai cadangan (back up) yang mana proses ini penting untuk dilakukan, untuk usaha pengembangan program selanjutnya.

          Salah satu tahap dari pengembangan suatu program adalah menterjemahkan atau mengkodekan rancangan terinci yang telah dibuat menjadi suatu program komputer yang siap pakai.

 

Tugas 3

Bahasa Inggris Bisnis 2

Tugas 3

 

Soal 1

Active and Pasive Voice

 Definition:

  • Active voice describes a sentence where the subject performs the action stated by the
    verb.
  • Passive voice is a voice that indicates that the subject is the patient or recipient
    of the action denoted by the verb.

 

Type:

  1. Simple Present
  2. Present Progressive
  3. Simple Past
  4. Past Progressive
  5. Present Perfect
  6. Past Perfect
  7. Future Simple
  8. Future Perfect
  9. Conditional
  10. Modals

 

Example:

  1. Simple Present

Active:
David makes coffee.

Passive:
Coffee is made by David.

 

  1. Present Progressive

Active:
David is making coffee.

Passive:
Coffee is being made by David.

 

  1. Simple Past

Active:
David made coffee.

Passive:
Coffee was made by David.

 

  1. Past Progressive

Active:
David was making coffee.

Passive:
Coffee was being made by David.

 

  1. Present Perfect

Active:
David has made coffee.

Passive:
Coffee has been made by David.

 

  1. Past Perfect

Active:
David had made coffee.

Passive:
Coffee had been made by David.

 

  1. Future Simple

Active:
David will make coffee.

Passive:
Coffee will be made by David.

 

  1. Future Perfect

Active:
David will have made coffee.

Passive:
Coffee will have been made by David.

 

  1. Conditional

Active:
David would make coffee.

Passive:
Coffee would be made by David.

 

  1. Modals

Active:
David can make coffee.

Passive:
Coffee can be made by David.


Soal 2

Exercise 36 : Causative Verbs

  1. Leave
  2. Repaired
  3. Typed
  4. Call
  5. Painted
  6. Write
  7. Lie
  8. Sent
  9. To cut
  10. Sign
  11. Leave
  12. Washed
  13. Fixed
  14. Published
  15. Find

~~end~~

Tugas 2

Bahasa Inggris Bisnis 2


Tugas 2

 


Soal 1

Exercise 33 :
Because / Because of

1. Because

2. Because

3. Because of

4. Because

5. Because of

6. Because of

7. Because of

8. Because

9. Because

10.Because of

Exercise 34 :
So / Such

1. So

2. Such

3. So

4. So

5. Such

6. So

7. Such

8. So

9. So

10. Such

11. So

12. So

13. Such

14. So

15. So

 


Soal 2

Conjunction (Connection)

Definition:

Conjunction is a joiner a word that connects parts of a sentence. Conjunction can use to link words, phrases, and clauses.

 

Types:

1.     Coordinate Conjunctions


Coordinate conjunctions are used to link some words, phrases, and clauses.
Besides that, coordinate conjunctions are used to link the elements of sentences
that have equal level. The function of coordinate conjunction is to join to
sentences that do not rely on each other for meaning together.

 

2.     Subcoordinate Conjunctions


Subordinate conjunctions are words which are used to link subordinate clauses
with the main clauses in the complex sentence. Main clauses can stand alone, do
not depend on subordinate clauses while subordinate clauses can not stand alone,
should depend on the main clauses. Most of subordinate conjunctions are from
preposition.

 

Example:

1.     Coordinate Conjunctions

 

         We must participate or she will be fined.

         Ady is a smart and handsome boy.

 

2.     Subcoordinate Conjunctions

 

         Because of his laziness, he do not pass the examination.

         Cindy practice english hard, because of my motivation.

Tugas 1

Bahasa Inggris Bisnis 2

–>


Bahasa Inggris Bisnis 2

(Tugas 1)

 


Exercise 21: Conditional Sentences

1.      Will understand

2.     Would not be

3.     I will give

4.     Would told

5.     Would have

6.     Had

7.     Will stop

8.     Needed

9.     Would have found

10. Had enjoyed

11.Paint

12. Were

13. Writes

14.  Had permit

15.  Will spend

16.  Will accept

17.  Buys

18.  Had decided

19.  Would have written

20.Will leak

21.  Had studied

22.Hears

23.See

24.Gets

25.Turn

26.Are

27.Would have called

28.Would have talked

29.Explained

30.Spoke

 


Exercise 26: Adjectives and Adverbs

1.Well

2.Intense

3.Brightly

4.Fluent

5.Fluently

6.Smooth

7.Accurately

8.Bitter

9.Soon

10.Fast

 


Exercise 27: Linking (Copulative) Verbs

1.Terrible

2.Well

3.Good

4.Calm

5.Sick

6.Quickly

7.Diligently

8.Vehemnetly

9.Relaxedly

10.Noisy

 


Exercise 28: Comparisons

1.As soon

2.More important

3.As well

4.More expensive

5.As hot

6.More talented

7.More colorful

8.Happier

9.Worse

10.Faster

 


Exercise 29: Comparisons

1.Than

2.Than

3.Than

4.Than

5.than

6.More than

7.With

8.Than

9.More than

10.More than

 


Exercise 30: Comparisons

1.Best

2.Happiest

3.Faster

4.Creamlist

5.More Colorful

6.Better

7.Good

8.More awkwardly

9.Least

10.Prettiest

11.The best

12.From

13.Less impressive

14.The sicker

15.Than

16.Twice more than

17.Few

18.Much

19.Farthest

20.More Famous

 

~ end ~

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Konsep Dasar Sebuah Sistem

Konsep Dasar Sebuah Sistem

 

Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya dan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen-elemennya.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan bahwa sistem yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem lebih menekankan pada komponen atau elemen-elemennya mendefinisikan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari komponen atau elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih lanjut pengertian tentang sistem pertama kali dapat diperoleh dari pengertian dan definisinya. Dengan demikian definisi ini akan mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan pendekatan terhadap sistem yang akan dianalisa. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari komponen atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya. Definisi ini lebih banyak diterima karena pada kenyataannya suatu sistem memang terdiri dari subsistem-subsistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen akan lebih mudah dipelajari untuk analisa dan rancangan sistem.

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen – komponen, batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolahan dan sarasan atau tujuan. Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik atau sifat-sifat suatu sistem adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Component)

Sistem harus terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa sub-sub sistem atau bagian-bagian sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu sistem tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan

  1. Batasan Sistem (Boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan, batasan sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) sistem itu sendiri.

  1. Lingkungan Luar Sistem (Environtments)

Lingkungan luar sistem yaitu apapun diluar batas sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan. Lingkungan luar sistem yang menguntungkan merupakan energi dari sistem tersebut, dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan.

  1. Penghubung (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya.

  1. Masukan Sistem (Input)

Masukan sistem yaitu energi yang dimasukan ke dalam sistem, masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan yaitu energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi. Masukan sinyal yaitu energi yang dimasukan kedalam sistem untuk diproses supaya didapatkan keluaran yang diinginkan.

  1. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem yaitu hasil dari energi yang diolah dan di klasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran sistem yang satu dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau untuk supra sistem.

  1. Pengolah Sistem (Processing)

Pengolah sistem yaitu suatu bagian pengolah sistem itu sendiri sebagai pengolahnya, pengolah sistem akan merubah masukan (input) menjadi keluaran (output).

  1. Tujuan atau sasaran (goals)

Suatu sistem harus memiliki sasaran (objectives) atau tujuan (goal). Sasaran atau tujuan sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuanya.

 

Kriteria sistem yang baik antara lain:

  1. Kegunaan

Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat pada waktunya, relevan yang berarti sistem tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.

  1. Ekonomis

Dalam merancang atau membangun sebuah sistem sebisa mungkin hemat pada biaya perancangan, perawatan maupun operasional sistem tersebut.

  1. Keandalan

Keluaran (output) sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif dan efisien.

  1. Kapasitas

Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti pada saat sistem beroperasi pada puncak.

  1. Fleksibilitas

Sistem harus cukup fleksibilitas untuk menampung perubahan yang akan muncul sewaktu-waktu.

 

Perbankan Islam

Perbankan Islam

      Bank Islam adalah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank Islam merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dan ada tiga karakteristik yang mendasari sistem perbankan Islam. Pertama, uang merupakan alat tukar dan bukan merupakan komoditi yang dapat diperjualbelikan. Kedua, nilai uang tidak akan berubah dari waktu ke waktu sehingga tidak dikenal adanya konsep time value of money. Ketiga, kegiatan yang bersifat spekulatif tidak diperkenankan karena memiliki unsur ketidakpastian.

Secara garis besar, operasi bank Islam didasarkan pada dua prinsip. Pertama, sistem bagi hasil, yaitu sistem yang meliputi cara pembagian hasil usaha antara bank dengan penyimpan dana dan antara bank dengan nasabah penerima kredit mudharabah. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada penyimpan dana adalah laba usaha bank yang telah dihitung selama satu periode tertentu. Hasil usaha nasabah penerima kredit mudharabah yang dibagi dengan bank adalah laba usaha yang dihasilkan penerima kredit mudharabah dari salah satu usahanya yang secara utuh dibiayai dari kredit mudharabah dari bank, setelah melewati suatu periode tertentu yang disepakati bersama dan setelah dikurangi pajak. Kedua, sistem mark-up, yaitu semacam biaya-biaya bank yang diperhitungkan secara lump sum  dalam bentuk nominal diatas nilai kredit yang diterima nasabah penerima kredit dari bank. Biaya bank tersebut ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan nasabah.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, bank Islam berfungsi sebagai manager investasi, investor, jasa layanan bank dan layanan sosial dalam bentuk pengelolaan dana ZIS (zakat, infaq dan shadaqah) serta penyaluran pinjaman kebajikan. Selain itu bank Islam juga dapat melakukan transaksi yang tidak dilakukan oleh bank konvensional, misalnya jual-beli dan sewa-menyewa.

Tipe murabahah dibedakan menjadi 2 macam:

1.      Murabahah

Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

2.      Murabahah kepada pemesan pembelian

Adalah jual-beli dimana kedua belah pihak atau lebih bernegosiasi dan berjanji satu sama lainnya untuk melaksanakan sebuah kesepakatan dimana pemesan meminta pembeli untuk membeli sebuah aset yang pemesan akan memilikinya. Pemesan berjanji kepada pembeli untuk membeli aset itu darinya dan memberi keuntungan yang diminta.

Murabahah

Murabahah

Keterangan:

  1. Nasabah memesan barang kepada bank.
  2. Bank membeli dan membayar barang kepada supplier.
  3. Supplier mengirim barang kepada nasabah.
  4. Nasabah membayar kepada bank (tunai maupun cicilan).

Bank Islam memiliki produk-produk pembiayaan dengan prinsip pengambilan keuntungan yang terdiri atas:

1.      Al  Murabahah

Yaitu kontrak jual-beli dimana barang yang diperjual-belikan tersebut diserahkan segera sedangkan harga (pokok dan margin keuntungan yang disepakati bersama) dibayar kemudian hari secara sekaligus (lum sump defered payment). Dalam prakteknya, bank bertindak sebagi penjual dan nasabah sebagai pembeli dengan kewajiban membayar secara tangguh dan lump sum.

2.      Al  Bai’ Bitsaman Ajil

Yaitu kontrak al murabahah dimana barang yang diperjual-belikan  tersebut   diserahkan dengan segera sedang harga barang tersebut dibayar dikemudian hari secara angsuran (installment deffered payment). Dalam prakteknya pada bank sama dengan murabahah hanya saja kewajiban nasabah dilakukan secara angsuran.

3.      Bai’  Salam

Yaitu kontrak jual-beli dimana harga atas barang yang diperjual-belikan dibayar dimuka sebelum barang diserahkan kepada pembeli (pre-paid purchase of goods). Melalui cara ini harga barang dibayar dimuka pada waktu kontrak dibuat, tetapi penyerahan barang dilakukan beberapa waktu kemudian.

Jadi pada dasarnya transaksi al bai’ bitsaman ajil merupakan jenis kontrak murabahah dimana kewajiban nasabah dilakukan secara angsuran dan untuk transaksi murabahah kewajiban nasabah dilakukan secara tangguh dan sekaligus. Sedangkan transaksi murabahah merupakan kebalikan dari bai’ salam. Pada murabahah, barang diserahkan terlebih dahulu oleh penjual (bank) kepada pembeli (nasabah), baru pembayarannya dilakukan dikemudian hari setelah penyerahan barang (baik pembayaran dilakukan secara sekaligus maupun secara cicilan). Sedangkan pada bai’ salam, pembayaran harga barang oleh pembeli (bank) dilakukan dimuka sebelum penyerahan barang oleh penjual (pemasok atau nasabah) dan kepada pembeli (bank) dilakukan kemudian hari setelah pembayaran selesai dilakukan.

Tujuan pembiayaan murabahah pada bank Islam:

  1. Bank Islam mendapatkan keuntungan yang pantas dari pembiayaan murabahah.
  2. Beberapa bank Islam memiliki pengalaman untuk membeli produk tertentu.
  3. Untuk klien, bank Islam mendanai pembelian produk kemudian pembeli (klien) akan membayar dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.
  4. Pembiayaan murabahah memberikan alternatif jual-beli bebas riba sebagai perbandingan dalam sistem perbankan konvensional.

Konsep Pajak dan Cirinya

Konsep Pajak dan Cirinya

      Pengertian secara sederhana bahwa pajak merupakan suatu kewajiban yang harus dibayarkan oleh warga negara sebagai iruan wajib kepada negara yang dapat dipungut oleh penguasa, baik berupa uang atau barang untuk tujuan membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Taxes

Taxes

Menurut P.J.A Adrian dalam Brotodiharjo, pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Sedangkan istilah iuran wajib digunakan dalam definisi pajak yang dikemukakan oleh Soeparman Soemahamidjaja yakni pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Selain itu, Rochmat Sumitro memberikan definisi pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”nya digunakan untuk publik saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat ciri-ciri yang melekat dari definis pajak antara lain:

  1. Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
  2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontrasepsi individu oleh pemerintah;
  3. Pajak dapat dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.
  4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila masyarakatnya terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.
  5. Pajak dapat pula mempunya tujuan yang tidak budgeter, yaitu mengatur.

Efektivitas Organisasi

Efektivitas Organisasi

       Organisasi adalah sesuatu yang abstrak tetapi dapat dirasakan eksistensinya. Organisasi tumbuh dan berkembangan seiring dengan berkembangnya kehidupan bermasyarakat. Karena sifat abstraknya tersebut organisasi dapat didefinisikan dengan berbagai macam cara. Lubis dan Huseini mendefinisikan organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannnya. Sedangkan Sutarto  mengatakan bahwa organisasi adalah sistem saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Etzioni, organisasi adalah unit sosial (atau pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.

organization

       Beberapa aspek dari organisasi yang banyak diteliti dibandingkan aspek-aspek lainnya adalah aspek efektivitas organisasi. Konsep efektivitas merupakan unit analisis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pustaka untuk menelaah dan menerangkan mengenai keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Seluruh organisasi pasti bertujuan untuk dapat mencapai keefektifan organisasi. Namun demikian, keefektifan organisasi tidak memiliki definisi yang bersifat tunggal. Hal ini dikarenakan sebuah organisasi dapat dikatakan efektif atau tidak berdasarkan beberapa sudut pandang yang berbeda.

Menurut Goodman, organisasi dilihat sebagai satu kesatuan yang rasional yang bertujuan meraih tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Steers mengatakan bahwa efektivitas mengacu pada optimalisasi tujuan, perpesktif sistem, dan tekanan terhadap tingkah laku manusia. Menurut Interplan, kriteria penting yang digunakan untuk menilai efektivitas organisasi adalah kinerja (performance). Dalam hal ini kinerja berkenaan dengan kegiatan-kegiatan, tugas, program, atau misi yang dilakukan oleh organisasi. Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok, akan tetapi efektivitas organisasi lebih dari sekedar penjumlahan efektivitas individu dan kelompok karena efektivitas organisasi menyangkut efek sinergi dalam organisasi. Kinicki dan Kreitner menyatakan bahwa efektivitas organisasi ditentukan oleh alokasi sumber daya, proses di dalam organisasi, kepuasan stakeholder, dan pencapaian output.

Seperti yang telah disebutkan di atas, meskipun efektivitas organisasi merupakan konsep yang sering digunakan, namun kenyatannya konsep efektivitas organisasi memiliki penafsiran yang berbeda-beda, tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan peneliti untuk menafsirkan. Steers memandang bahwa konsep efektivitas bersifat multidimensional. Menurutnya, bagi seorang manajer, produksi efektivitas organisasi berhubungan dengan kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Sedangkan bagi seorang pelaku bisnis efektivitas organisasi berarti memperoleh profit dari setiap aktifitas investasinya.

Berdasarkan sejumlah pengertian atau definisi efektivitas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas organisasi merupakan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya dengan memanfaatkan segala sumber yang ada melalui sebuah proses organisasi yang optimal. Tujuan dapat berupa sasaran yang ingin direalisasi atau output yang ingin dihasilkan. Sumber organisasi tidak lain adalah input organisasi, sedangkan proses organisasi adalah kegiatan organisasi mengolah input menjadi output yang melibatkan prilaku individu, prosedur, dan program-program.

Terdapat sejumlah jenis pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli dalam membahas efektivitas organisasi. Menurut Lubis dan Husaini, terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi, yaitu:

A. Pendekatan sasaran (goal approach)

Pendekatan ini memfokuskan perhatian terhadap aspek output yaitu mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tingkatan output yang direncanakan. Jadi efektivitas organisasi mengukur sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang sebenarnya (operative goal). Pengukuran efektivitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya akan memberikan hasil yang lebih realistis daripada pengukuran efektivitas berdasarkan sasaran resmi (official goal). Indikator pencapaian efektivitas dalam pendekatan ini diantaranya efisiensi organisasi, produktifitas tinggi, keuntungan yang maksimal, pertumbuhan organisasi, stabilitas organisasi, dan kesejahteraan karyawan.

B. Pendekatan sumber (system resource approach)

Pendekatan ini mencoba mengukur efektivitas dari sisi input organisasi, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performansi yang baik. Pendekatan ini memandang bahwa organisasi mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungan karena dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input bagi organisasi, dan output yang dihasilkan juga akan dilemparkan lagi kepada lingkungan.

Sejumlah dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas dengan pendekatan sumber yaitu:

a)      kemampuan organisasi untuk memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka dan nilainya tinggi

b)      kemampuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk meninterpretasikan sifat-sifat lingkungan yang tepat

c)      kemampuan organisasi untuk menghasilkan output tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang berhasil diperoleh

d)      kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan operasionalnya sehari-hari

e)      kemampuan organisasi untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan

C. Pendekatan proses (process approach)

Pendekatan ini menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi organisasi internal. Pada organisasi yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar, karyawan bekerja dengan kegembiraan dan kepuasan. Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan proses internal karena memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi. Berbagai komponen yang dapat menunjukkan efektivitas organisasi berdasarkan pendekatan ini yaitu:

a)      perhatian atasan terhadap karyawan

b)      kerja sama, dan loyalitas kelompok kerja

c)      saling percaya dan komunikasi antara karyawan dengan pimpinan

d)      desentralisasi dalam pengambilan keputusan

e)      adanya komunikasi vertikal dan horizontal yang lancar dalam organisasi

f)        adanya usaha dari setiap individu maupun keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan

g)      organisasi dan bagian-bagian bekerja sama dengan baik dan konflik yang terjadi selalu diselesaikan dengan acuan kepentingan organisasi.